Wednesday, May 23, 2018

Diantara Akhlak Yang Baik Bagi Seorang Muslim

0 Comments
Diantara Akhlak Yang Baik Bagi Seorang Muslim


Berbicara soal akhlak yang baik, seolah hanya sesuatu yang ringan, namun pada kenyataannya berat untuk diterapkan dalam kehidupan secara maksimal. Apalagi dimasa sekarang ini, akhlak yang baik mulai di abaikan keberadaannya oleh sebagian ummat Islam. Padahal akhlak juga menjadi benteng di era peradaban modern.

Akhlak merupakan bentuk jama’ dari kata khuluq (bahasa arab) yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Beberapa pakar mengatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu (prilaku spontan tanpa butuh pemikiran dan tidak direkayasa).

Sedini mungkin, akhlak harus ditanamkan dan ditata pada generasi penerus, karena tantangannya dimaa depan tidak hanya datang dari dalam diri, namun juga dari berbagai arah, termasuk keluarga, sahabat, bahkan kemajuan dalam bidang teknologi.

Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
"Sesungguhnya daku diutuskan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak"

Didalam diri Nabi pun sudah tertanam akhlak yang luhur. Allah SWT menyebutkan didalam al-Qur’an,

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al Qalam 68 : 4)

Suatu ketika Sayyidah ‘Aisyah radliyallahu ‘anha pernah ditanya mengenai akhlak Nabi, Aisyah menjawab :

كان خلقه القرآن
“Akhlak Nabi adalah al-Qur’an”

Akhlak dalam Islam memiliki cakupan yang sangat luas, mulai dari akhlak kepada Sang Pencipta, akhlak kepada sesama umat manusia, dan akhlak kepada lingkungan sekitar.

Akhlak juga bagian dari inti keimanan seorang muslim. Seseorang yang benar-benar terkategori mukmin (beriman) maka dalam tingkah laku kesehariannya akan tercermin akhlak yang baik, tidak sebaliknya. Nabi bersabda :

إِنَّ مِنَ اْلأِيْمَانِ حُسْنُ اْلخُلُقِ وَأَفْضَلُكُمْ إِيْمَانًا أَحْسَنُكُمْ خُلقًا
“Sesungguhnya sebagian daripada iman adalah bagusnya akhlak, dan yang paling utama diantara kalian imannya adalah yang paling bagus akhlaknya” (HR. Imam Ath-Thabrani)

Prilaku yang baik dalam kehidupan, tentunya akan mengantarkan seseorang kepada keberuntungan baik didunia maupun akhirat. Sebab tolak ukur akhlak seorang muslim adalah al-Qur’an dan As-Sunnah.

Panjang tangan (sedekah)

1 Comment
Panjang tangan (sedekah)


Dalam suatu riwayat Aisyah pernah berkisah, bahwa suatu waktu setelahkematian Nabi SAW, para istrinya berkumpul pada suatu rumah salah satu diantaranya. Lalu mereka mengukur tangan-tangan mereka di tembok untuk mencari tangan mana yang terpanjang. Aktivitas ini sering dilakukan mereka, sampai meninggalnya Zainab binti Jahsy.

Sunday, September 18, 2016

Menjadi muslimah sejati: Menutup aurat

0 Comments
 Hal lain yang berhubungan dengan keislamannya dianggap sudah tercakup hanya dari segi shalat dan puasa saja. Persoalan menutup aurat misalnya tidak menjadi prioritas utama kebanyakan perempuan untuk menjadi sosok muslimah sejati. Jikapun menutup aurat dalam hal memakai kerudung, hanya sebatas menutup kepala, memakai pakaian berlengan panjang, dan memakai celana atau rok yang menutupi bagian paha hingga mata kaki.  


Menjadi Muslimah Sejati: Jujur

0 Comments

Dalam agama Islam terdapat riwayat pada zaman Nabi Muhammad Saw yakni ketika seseorang mendatangi Nabi Muhammad Saw dan bertanya apa yang harus dilakukan agar menjadi seorang muslim yang baik. Nabi Muhammad Saw hanya menjawab singkat: jujur.





Ucapan Nabi Muhammad Saw sangatlah singkat dan begitu sederhana namun dalam pengaplikasiannya tidaklah mudah. Menjadi orang yang jujur begitu sulit, ketika kita jujur, maka kita akan terhindar dari segala hal yang dilarang oleh Tuhan sebab kita tahu benar bahwa kejujuran itu begitu berat.

Saat kita melakukan kesalahan kemudian kita bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah takwa atau belum, maka jawabannya adalah kejujuran itu sendiri: takwa atau tidak. Jujur seakan hal yang sangat mudah, namun tak semua orang dapat berlaku jujur dalam kehidupannya. Muslimah sejati mestilah menjadi sosok yang jujur sehingga dengan cara itulah ia dapat memasuki Islam dengan kaffah.

Kisah Nabi Muhammad Saw dapat menjadi inspirasi bagi calon muslimah sejati. Dalam kisah Nabi Muhammad Saw, kita semua tahu bahwa Nabi Allah tersebut memiliki empat julukan, salah satunya ialah dapat dipercaya, jujur.

Kejujuran begitu kompleks jika dikaji secara mendalam. Kejujuran memiliki nilai filosofis yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan. Ketika kita ingin menjadi seorang muslimah sejati yang selamat dunia akhirat, kuncinya hanyalah jujur. Jujur atas apa yang Tuhan perintahkan, jujur atas segala kesalahan, jujur dalam bertaubat, jujur dalam mencapai surganya Allah membuat kita benar-benar takwa.

Seorang muslimah yang telah dapat mengamalkan kejujuran, maka ia telah meniru rasulnya, meniru utusan Allah, meniru perpanjangan tangan Tuhan. Ia telah berupaya menggapai surganya Allah dengan cara menjadi muslimah sejati. Sejati dalam arti benar-benar sungguh-sungguh menjadi refleksi keindahan Islam.

Seorang muslimah sejati mampu menunjukkan kepada orang lain bahwa Islam itu penuh kebaikan, menenangkan, dan cinta damai. Muslimah sejati mesti dapat menjadi istri idola, penuh cinta, istri yang dapat memberikan bahunya ketika suami merasa lelah atau bersedih, istri yang dapat menjaga kehormatan nama baik keluarganya.

Muslimah sejati pun mesti menjadi ibu yang hangat bagi anak-anaknya, dapat memberikan pelukan yang hangat menjelang tidur dan kecupan yang menenangkan saat anak-anak sedang sakit.

Menjadi sosok muslimah sejati sesungguhnya tidaklah sulit. Menjadi muslimah sejati segalanya dikembalikan pada kitab suci umat Islam, pada Al-Quran untuk mengetahui bagaimana sikap, tindakan, dan ucapan yang mesti dilakukan oleh seorang muslimah sejati. Insha Allah surga adalah jalan yang diperolehnya melalui jalan kejujuran sebagai kunci pembuka pintu surga.

Menjadi muslimah sejati:Menutup aurat



Sifat seorang muslimah sejati

0 Comments

Tantangan bagi setiap perempuan muslim ialah menjadi muslimah sejati. Menjadi muslimah sejati seakan begitu sulit dan terkesan begitu kolot. Bayangan mengenai muslimah sejati yang identik dengan bayangan mengenai syarat-syarat dan kehidupannya yang dianggap monoton menjadi momok bagi sebagian perempuan untuk dapat menjadi seorang muslimah sejati.

Wednesday, September 30, 2015

Menjadi seorang muslimah sejati

0 Comments
menjadi muslimah sejati

Menjadi wanita memang menyenangkan, apalagi wanita “Muslimah”, sebab muslimah berarti wanita yang telah diseleksi oleh Allah untuk menerima hidayah-Nya dan menjalankan kehidupan sesuai dengan sunnah Rasul-Nya. Rasulullah sebagai manusia pilihan Allah, sangat peduli terhadap muslimah.

Baginda Rasulullah sangat menyayangi muslimah sehingga beliau berpesan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Tidaklah seorang muslim yang mempunyai anak dua orang perempuan kemudian ia berbuat baik dalam berhubungan dengan keduanya akan bisa memasukannya ke dalam surga.”

Di masa baginda hidup kaum wanita merasakan angin segar dalam kehidupannya, setelah sebelumnya pada masa jahiliyah hidup teraniaya, tidak mendapatkan hak yang semestinya. Kehidupan wanita muslimah saat itu boleh dikata beruntung dibandingkan dengan wanita sekarang pada umumnya. Kerana muslimah relatif hidup dalam komuniti masyarakat yang memahami nilai Islam secara baik. Hidup mereka betul-betul tersanjung, kerana mereka merasakan hidup sesuai fitrahnya.

Berbeda dengan situasi sekarang, ketika banyak wanita menuntut persamaan hak dan derajat. Boleh dikatakan kehidupan wanita sekarang berada ditengah komuniti masyarakat yang tidak memahami nilai-nilai Islam. Ini menyebabkan keserabutan dalam hidup mereka. Sudah tentu wanita muslimah harus berupaya menghilangkan dugaan tersebut. Caranya adalah dengan mulai mengaktifkan dirinya dalam pelaksanaan nilai-nilai Islam serta berupaya mengajak wanita lain untuk beramal Islami.

Ustadz Faisal Maulawi, seorang Mufti Lebanon, menyatakan, “Saatnya sekarang keadaan ummat sedang dalam keadaan bahaya, para wanita muslimah yang solehah terjun untuk terlibat aktif dalam membentengi dan memperbaiki ummat.”

Untuk menjadi muslimah yang disayang oleh Rasulullah SAW hendaknya diperhatikan empat hal berikut:

1. Faqihah Lidiiniha

Seorang Muslimah hendaklah faqih (paham) terhadap din (agamanya). Selayaknya ia dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dalam arti tajwid dan makhraj hurufnya. Kemudian dapat membaca hadits dan selalu pula menjadi bacaan hariannya, karena dengan itu ia memahami keinginan Rasulnya untuk kemudian berusaha menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan cara hidup Rasulullah SAW.

Ia juga harus berusaha memperkaya diri dan wawasannya melalui belajar kepada seorang guru yang jujur dalam menyampaikan ilmunya, dan berusaha banyak membaca buku agama lainnya seperti tentang aqidah, akhlaq, fiqh, sirah, fiqh da’wah, Tarikoh Islam, sejarah dunia dan ilmu kontemporari lainnya. Contoh Mmuslimah yang menguasai ilmu-ilmu ini adalah Aisyah RA.


2. Najihah fi Tarbiyyati Auladiha

Seorang aktivis muslimah yang telah berkeluarga hendaklah berupaya dalam mendidik anaknya, bahkan bagi seorang aktivis yang belum berkeluarga pun seharusnya mempelajari bagaimana cara mendidik anak dalam Islam, karena ilmu tersebut fardhu ‘ain, sehingga mempelajarinya sama dengan mempelajari wudhu, sholat, puasa, dan sebagainya. Sehingga ia tau betul cara mendidik anak dalam Islam yang nantinya anak-anak tersebut akan ia persembahkan untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin. Insya Allah kelak ia akan menjadi Ibu yang sukses seperti Hajar dan Khadijah ra.

3. Muayyidah fi Da’wati Zaujiha

Sebagai aktivis amal Islami, kepedulian kita bukan hanya kepada masalah luaran, mengupayakan pelaksanaan amal Islam terhadap orang lain, akan tetapi kepedulian terhadap aktiviti keluarga harus lebih diutamakan, misalnya memberikan motivasi amal Islami kepada anak, pembantu, juga suami. Ia menjadi muslimah yang senantiasa menjadi motivator kebaikan suaminya, seperti Ummu Sulaim yang menikah dengan Abu Tholhah dengan mahar syahadat. Namun ketika Abu Tholhah wafat Rasulullah mensholatkannya sampai sembilan kali takbir, menunjukkan sayangnya Rasulullah kepada beliau karena tidak pernah berhenti dalam beramal dan berjihad bersama Rasul. Hal ini ia lakukan karena selalu mendapat motivasi dari Ummu Sulaim, istrinya.

4. Naafi’ah Fi Tagyiiri Biiatiha

Ia selalu peduli terhadap lingkungannya, selalu membuka mata dan telinga untuk mengetahui keadaan sekelilingnya, selalu mengupayakan lingkungannya menjadi lebih baik. Contohnya Ummu Syuraik yang selalu mengelilingi pasar bila saat sholat tiba untuk mengingatkan penghuni pasar agar segera melaksanakan sholat dengan kalimatnya yang terkenal ‘Assholah, Assholah!!!’

Pesanan Rasulullah SAW Terhadap Wanita;

  1. Dunia ini ialah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah. (Riwayat Muslim).
  2. Mana-mana perempuan yang memakai bau-bauan kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki ajnabi, agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina,dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina. (Riwayat Ahmad, Thabarani dan Hakim)
  3. Dikahwini wanita itu kerana empat perkara: kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikannya dan kerana agamanya, maka carilah yang kuat beragama nescaya kamu beruntung.
  4. Wanita apabila ia sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatan serta taat pada suami, maka masuklah mana-mana pintu syurga yang ia kehendaki. (Riwayat dari Ahmad Ibnu Hibban, Thabarani, Anas bin Malik).
  5. Perempuan yang melabuhkan pakaian dalam keadaaan berhias bukan untuk suaminya dan muhrimnya adalah seumpama gelap gelita di hari kiamat, tiada nur baginya. (Riwayat Tarmizi).
  6. Apabila lari seorang wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sembahyangnya, sehingga ia kembali dan menghulurkan tangan kepada suaminya (meminta maaf). (Riwayat dari Hassan).
  7. Wanita yang taat pada suami, semua burung-burung di udara, ikan diair, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristigfar baginya selama ia masih taat pada suaminya dan diredainya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
  8. Dari Muadz bin Jabal bersabda Rasululllah SAW: Mana-mana wanita yang berdiri di atas kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.
  9. Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya di dalam urusan agama, maka Allah memasukkanya dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) kerana dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya.
  10. Ya Fatimah, jika seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotong kumisnya dan mengerat kukunya, diberi minum Allah akan dia sungai syurga, diiringi Allah baginya sakaratul maut dan akan didapati kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta dicatatkan Allah baginya kelepasan dari neraka dan selamatlah ia melintasi titian Siratul-mustaqim.
  11. Mana-mana wanita yang berkata kepada suaminya “tidak pernah aku dapat dari engkau satu kebajikan pun”. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun, walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malamnya.
  12. Apabila wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebajikan dan menghapus baginya seribu kejahatan.
  13. Apabila wanita mulai sakit untuk bersalin, Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil).
  14. Apabila wanita melahirkan anak keluarlah dosa-dosa darinya seperti keadaan ibunya melahirkannya.
 
 
 
 
back to top